-
Pelantikan Anggota Marine Conservation Club (MCC) Angkatan 2017 dan Latihan Perairan Terbuka (LPT) di Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta
Badan Semi Otonom Marine Conservation Club (MCC) Fakultas Biologi Universitas Nasional (FABIONA) setiap tahun melaksanakan penerimaan anggota baru dengan kegiatan pra pelantikan berupa latihan rutin setiap hari sabtu di kolam renang GOR Ragunan, Jakarta Selatan.
Selain latihan rutin di kolam renang, calon anggota juga diberi materi tentang biota laut maupun materi keselamatan menyelam. Hal ini dilakukan agar calon anggota tidak hanya memiliki skill dalam berenang maupun menyelam namun juga memiliki pengetahuan tentang alam bawah laut.
                   
                     
          
      Selain meningkatkan pengetahuan dan skill, setiap anggota Marine Conservation Club (MCC) Fakultas Biologi Universitas juga mempersiapkan diri untuk sertifikasi diving. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyelam setiap anggota dan diharapkan mampu untuk menjadi penyelam yang ahli khususnya dalam scientific diving. Basic dari ilmu biologi yang kami punya bisa di dukung dengan adanya lisensi selam untuk mempermudah proses pengambilan data untuk penelitian di bawah laut yang tentunya harus diimbangi dengan kemampuan menyelam yang baik.
Pelaksanaan pelantikan dan latihan perairan terbuka dilaksanakan pada tanggal 7 – 9 Juli 2017 di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada hari Jumat, 7 Juli 2017 calon anggota MCC dan peserta latihan perairan terbuka berangkat dari pelabuhan Kaliadem menuju Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
Hari pertama di Pulau Pramuka, calon anggota MCC dan peserta LPT mempersiapkan peralatan menyelam dan brifing bersama Instruktur dan Dive Master di halaman Kantor Taman Nasional (TN).

Pulau Pramuka, Jakarta. Setelah mempersiapkan perlengkapan diving, calon anggota MCC dan peserta LPT melaksanakan diving pertama untuk penyesuaian alat bertempat di samping dermaga TN Pulau Pramuka. Kegiatan ini didampingi oleh Bapak Yohanes Budoyo sebagai Instruktur MCC UNAS dan Abah Sairan sebagai Dive Master MCC pada saat LPT. 
            
                 

Hari kedua, panitia pelaksana mengajak calon anggota MCC dan peserta LPT jalan santai disekitar homestay. Selain untuk olahraga, calon anggota MCC dan peserta LPT juga dapat menikmati udara pagi di Pulau Pramuka dan melihat burung-burung laut mencari makan disekitar pesisir pantai yang juga saat itu sedang pasang surut.
Setelah menikmati udara pagi, calon anggota MCC dan peserta LPT sarapan pagi dan bersiap ke Pulau Kotok Kecil untuk diving hari kedua dengan kedalaman antara 10 sampai 12 meter. Selain diving di Pulau Kotok Kecil, calon anggota MCC yang berjumlah enam orang dan juga peserta LPT diajak mengelilingi pesisir pulau Kotok Kecil untuk belajar dan melihat biota laut dipesisir pulau.
Waktu makan siang berlalu dan kapal yang kami tumpangi beranjak ke pulau Kotok Besar untuk mengambil data serta melihat pertumbuhan transplantasi karang yang dilakukan oleh MCC. Data ini akan digunakan sebagai acuan untuk melihat potensi pertumbuhan karang setiap tahunnya.
Pelantikan anggota MCC yang baru ini selain untuk menambah anggota dan memperkenalkan MCC kepada mahasiswa baru di FABIONA, tetapi juga termasuk dalam program kerja kepengurusan MCC tahun 2015/2016 dengan ketua umumnya saudari Hidayati Azizah (FABIONA angkatan 2014).
         
                            

 




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sea grass

-
Gambar
Sea grass? Lamun atau rumput laut?             Hallo buddies !! Sekarang admin ingin menjelaskan tentang Lamun, teman-teman masih ada yang bingung gak nih tentang bedanya Lamun ( sea grass ) dengan rumput laut ( sea weed )? Sebenarnya Lamun sama gak sih dengan rumput laut? Jadi, Lamun merupakan salah satu keanekaragaman laut yang berada di perairan laut dangkal. Lamun ( sea grass ) adalah tumbuhan tingkat tinggi di perairan karena dapat menghasilkan bunga ( angiospermae ), semua tumbuhan lamun berbiji satu ( monokotil ), memiliki buah, daun, dan berakar rimpang ( rhizoma ). Habitat lamun berada di perairan pesisir pantai yang dangkal dan berpasir tetapi juga dapat dijumpai di ekosistem terumbu karang. Selain itu, lamun juga bisa toleransi di perairan yang memiliki salinitas tinggi. Tumbuhan lamun sangat berbeda dengan rumput laut ( sea weed ) sedangkan rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah karena tidak memiliki akar, ba...
Read more »

Ragam Jenis Makroalga

-
Gambar
Halo, Buddiesss^^… Sebelumnya kita pernah menjelaskan sedikit mengenai alga, dan sekarang kita akan bahas lagi nih… Ya, makroalga. Bedanya apa sih makroalga sama mikroalga?   Jadi… makroalga itu merupakan alga (tumbuhan laut tingkat rendah yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati) yang dapat kita lihat dengan mata telanjang, tanpa perlu menggunakan alat bantu. Lain halnya dengan mikroalga, kalau ini kita perlu menggunakan alat bantu seperti mikroskop untuk mengamati bentuk dan strukturnya dengan jelas.   Figure 1. Struktur makroalgae (sumber: upscenvironment.wordpress.com/algae)   Menurut Sumich (1992), struktur tubuh alga laut terdiri dari 3 bagian utama, yaitu Blade: struktur yang menyerupai daun pipih yang biasanya lebar. Stipe: struktur yang menyerupai batang yang lentur dan berfungsi sebagai penahan goncangan ombak. Holdfast: bagian yang menyerupai akar dan berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada substrat.   Nah, makroalga ini yang...
Read more »

Pembuatan Transek Permanen dan Monitoring Terumbu Karang di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten

-
Gambar
Pembuatan Transek Permanen dan Monitoring Terumbu Karang di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Marine Conservation Club (MCC) Fakultas Biologi Universitas Nasional bekerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serang-Banten, melakukan kegiatan pembuatan transek permanen dan monitoring terumbu karang 2017 di Pulau Tunda, Kabupaten Serang Provinsi Banten pada tanggal 17-19 April 2017.    Kegiatan ini bertujuan untuk membuat stasiun penelitian terumbu karang dengan memasang transek permanen yang nantinya dapat dimonitoring secara berkala tiap tahunnya dengan lokasi dan metode penelitian yang sama agar dapat memperoleh data perkembangan kondisi terumbu karang dengan tepat. Dari hasil data dan informasi yang telah diperoleh dapat dijadikan data pendukung dalam pengawasan sumberdaya kelautan oleh PSDKP, sebagai data statistik untuk menentukan perkembangan k...
Read more »